Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya " Kisah Nabi Ibrahim Bag 2"
Nabi
Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya
![]() |
Image |
Aazar, ayah Nabi
Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah
berhala bah ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya
sendiri dan drpnya orang membeli patung-patung yang dijadikan persembahan. Nabi
Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah
kepada orang lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat
kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu
adalah perbuatan yang sesat dan ****.Beliau merasakan bahawa kebaktian kepada ayahnya
mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang
sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha
Kuasa.
Dengan sikap yang sopan
dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan
dengan kata-kata yang halus ia dtg kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia
diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah diilhamkan
dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya
kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk
menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa berhala-berhala
itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi penyembahnya
atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa
penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yang
memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia
berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya
berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan
manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mereka rezeki dan kenikmatan
hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.
Aazar menjadi merah
mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim
yyang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya
telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya
untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia
bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam
kata-kata yang kasar dan dalam maki hamun seakan-akan tidak ada hunbungan
diantara mereka. IA berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar:
" Hai Ibrahim!
Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah
yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah
engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan
penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan
memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku
tidak sudi bercampur denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah
engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan
engkau."
Nabi Ibrahim menerima
kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang,
normal selaku anak terhadap ayah seray berkaat: " Oh ayahku! Semoga engkau
selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan
kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi
orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu." Lalu keluarlah Nabi
Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan prihati karena tidak
berhasil mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur.
0 comments:
Post a Comment